Friday, September 13, 2019

Arena Gembira Maha Karya Seni Santri


     Lima tahun sudah santri putra dipisah dengan santri putri. Dimana letak lokasi pemisahan tersebut tidak jauh dari lokasi pondok putri, tepatnya yaitu di desa Punggur Bangilan Tuban. Pemisahan antara santri putra dan santri putri merupakan salah satu cita dari Almarhum Abah Mohaimin Tamam yang sejak dulu sudah terencana dengan apik. Tahun ini peringatan 3 September digabungkan dengan acara Arena Gembira dan juga sekaligus memperingati tanggal 1 Muharrom.
     Arena Gembira sendiri merupakan salah satu acara tahunan santri putra yang bertujuan untuk menggali minat bakat serta kekereatifan para santri. Adapun tujuan dari penggabungan acara tersebut yaitu untuk mengurangi padatnya kegiatan pondok. Selain itu juga agar terlihat lebih menarik, dan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini acara Arena Gembira di ketuai oleh Izzudin dan Fahri dari santri kelas V. Begitu pula semua panitia juga murni dari santri putra kelas V yang dibimbing langsung oleh dewan ustadz.

     Tidak jauh dari tanggal 3 Semptember, peringatan hari jadi pondok putra sekaligus acara Arena Gembira serta peringatan tanggal 1 Muharrom itu dilaksanakan pada tanggal 7 September 2019 kemarin. Pra acara diisi oleh grup hadroh ASSALAM, kemudian MC membuka acara sekitar pukul  20.00 malam. Suasana pada malam itu tampak begitu ramai, halaman pondok padat dipenuhi para tamu undangan dan para penonton.
    Acara Arena Gembira tahun ini rupanya banyak mendapat sorotan dari beberapa kalangan. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya penonton yang hadir. Tidak hanya dari pihak ustadz dan ustadzah saja yang hadir, namun juga banyak masyarakat sekitar dan wali santri yang ikut hadir. Mereka datang dengan sendirinya tanpa adanya undangan resmi. Banyak juga dari mereka yang mengapresiasi acara Arena Gembira. Mulai dari dekorasi panggung, penampilan dan beragam karya seni yang di pamerkan.

     Adapun puncak dari acara Arena Gembira yaitu pergelaran seni para santri. Ada berbagai penampilan yang mereka persembahkan, diantaranya yaitu: grand opening, barongsai dan AGT (ASSALAM gymnastik), taichi, tari reog, pantonim dan dance, drama puisi, dan tari sufi. Semua itu adalah hasil dari kekreatifan para santri yang sudah mereka siapkan jauh jauh hari.
    Tidak hanya itu, para panitia juga menyediakan 3 spot foto yang mereka desain sendiri. Mereka memilih tema tanaman, musik dan otomatif lama yang diletakkan di setiap sudut kelas. Selain itu juga ada pameran karya seni tulis gambar dan barang bekas yang dihasilkan dari ide mereka sendiri.

     “Kami sadar bahwa dalam proses belajar ini banyak membutuhkan fikiran, biaya dan juga tenaga. Tapi alhamdululillah mereka rela, siap dan senang hati walaupun persiapan Arena Gembira 2019 ini harus dilaksanakan diluar jam belajar, sehingga banyak waktu mereka yang tersita. Oleh karena itu, kami bersama ustadz ustadz terkadang juga harus membimbing, mengarahkan, bahkan terkadang juga harus siap mendampingi” Ujar Ustadz Sutrisno sebagai wakil direktur Pondok Pesantren ASSALAM.
    Arena Gembira memang salah satu bagian dari proses belajar yang tidak mungkin didapatkan didalam kelas. Belajar bagaimana mereka berorganisasi, bertanggung jawab, bekerjasama dalam satu tim untuk mewujudakn sebuah karya. Acara Arena gembira ini bukan hanya sekedar hiburan belaka disela-sela padatnya aktifitas pondok. Tapi juga memuat pendidikan didalamnya. Karena sebagai seorang santri perlu adanya momen untuk mengenang, berfikir dan bisa mendalami tujuan dan apa yang ada di dalam ASSALAM, sehingga bisa melanjutkan perjuangan dan cita beliau.
    Selain itu juga sebagai wadah penyaluran minat dan bakat santri agar semakin terekspos. Acara Arena Gembira diakhiri dengan grand closing yang diisi oleh band ASSALAM. Kemudian ditutup dengan do’a oleh Kiyai Masruh pengasuh Pondok Daruttholibin Blog Agung Bamban Sidodadi. Dan acara yang terakhir yaitu ramah tamah bersama ustadz ustadzah. (Vina KN)

Post a Comment