Friday, May 31, 2019

Menikmati Bulan Ramadhan dengan Mengabdikan Diri di Pondok


Catatan Alumni - Bulan Ramdhan adalah bulan yang paling ditunggu tunggu oleh sejuta umat Islam. Selain bulan penuh keberkahan, bulan ramadhan juga dijadikan ajang untuk berkumpul keluarga dan silaturrohmi, karena pada saat itu semua pekerjaan dan lembaga pendidikan libur. Namun tidak di Pondok Pesantren ASSALAM Bangilan Tuban. Pondok Pesantren ASSALAM memiliki tradisi yang unik untuk santrinya selama bulam ramadhan. Disana semua santri dididik harus siap mengabdikan dirinya dipondok dalam keadaan apapun.

Keunikan dari pondok pesantren ASSALAM  adalah tidak semua santri di perbolehkan untuk pulang alias libur selama bulan ramadhan. Ada tingakatan santri yang tidak di perbolehkan untuk pulang, yaitu santriwan dan santriwati dari kelas VI Aliyah. Santri kelas VI Aliyah adalah kelas tingkatan tertinggi di Pondok Pesantren ASSALAM. Jadi, selama bulan ramadhan mereka tidak diperbolehkan untuk pulang karena harus bergantian piket menjaga pondok, dan juga ada beberapa kegiatan yang harus mereka ikuti.

Diantara kesibukan para santri yang tidak pulang selama bulan ramadhan yaitu : mengikuti ngaji kitab selama bulan ramadhan yang di ajar langsung oleh pimpinan Pondok Pesantren ASSALAM yaitu Abah Yunan Jauhar.  Ada beberapa kitab juga yang diajar oleh para asatidz senior. Tidak hanya itu, ada beberapa santriwan dan santriwati yang ditugaskan untuk menjaga pendaftaran penerimaan santri baru. Jadi, mereka harus stand by di ruang pendaftaran dari pagi sampai sore hingga waktu yang telah ditentukan oleh pimpinan pondok. Selain itu, semua santri dan santriwati pondok pesantren Assalam juga kebagian piket menjaga ndalem nya Bu nyai, yaitu Bu nyai Rukhanah dan Ustdzah Minhaturrohmah.


Lantas apakah mereka tidak diperbolehkan untuk pulang sama sekali? Tentu saja boleh, mereka diperbolehkan untuk pulang ke kampung halamannya setelah solat Idul Fitri, itupun bagi mereka yang tidak memiliki piket menjaga ndalem. Adapun mereka yang kebagian piket menjaga ndalem pada waktu hari H Idul Fitri harus stay terlebih dahulu disana sampai habis waktu piketnya, kemudian digantikan dengan santriwan dan santriwati lainnya. Jadi, itulah yang dinakanman pengabdian seorang santri terhadap kyainya.

Assalam memang mengajarkan para santrinya untuk tawadhu' dengan para gurunya, dan lebih mengutamakan kepentingan gurunya dari pada kepentingan orang tua dan dirinya sendiri. Hal itu sesuai dengan gemblengan yang sejak dulu di dawuhkan oleh almarhum pendiri Pondok Pesantren ASSALAM  yaitu Abah Mohaimin Tamam (Al Maghfurullah) yang berbunyi "Uqoddiimu ustadzii alaa nafsii walidii". Yang hingga saat ini juga masih istiqomah disyiarkan oleh dewan asatidz dan astidzah pondok pesantren Assalam. Dengan adanya kegiatan tersebut selama bulan ramadhan, diharapkan para santri Assalam lebih istiqomah, ikhlas dan ta'dzim kepada para astdiz dan asatidzah, serta dapat menaati segala peraturan yang ada di pondok.

(Vina KN)

Post a Comment